Selasa, 28 Oktober 2008

Cinta = Sayang, Manusia : Cinta = Egois,Sakit

Mengapa cinta manusia selalu membuat kita sedih & menangis??
Sebenernya apa itu cinta, semakin kita mencintai seseorang, semakin kita harus siap sakit karena cinta tersebut, karena kita akan lebih peka terhadap apa yang dia lakukan terhadap kita. Mungkin juga ini yang Tuhan rasakan, semakin Dia mencintai kita, semakin kita sering menyakiti hatiNya. Semakin kita mencintai sesuatu, kita pasti melupakan cinta kita terhadap yang lain. Semua pikiran dan perhatian kita selalu terarah kepadanya, dan semua yang kita lakukan adalah untuk menyenangkan hatinya bukan hati"Nya".Pengungkapan cinta menurut dunia semakin kita mencintai sesuatu kita jg harus semakin siap untuk kehilangan cinta tersebut, namun samakah perasaan setiap manusia??????????????????

Rabu, 22 Oktober 2008

PEREMPUAN MUSLIMAH SAHABATKU


FOTO DIKIRIM OLEH SABRINA MUSLIMAH MELALUI POST DARI KAMPUNGNYA KAMPUNG MELAYU KECAMATAN INDRAJAYA KABUPATEN SIGLIE ACEH PIDIE PADA 19 SEPTEMBER 2008. AKU KAGET NAMUN JUGA INGAT BAHWA AKU PERNAH SELAMA DUA TAHUN MENJADI TEMAN DEKATNYA DALAM SEBUAH IKATAN RASA. NAMUN YANG DATANG NHANAY FOTONYA SAJA BUKAN KABARNYA. SEMOGA ALLAH MEMBERIKAN R\SEGALA RAHMAT BAGINYA........AMIN.

ANGKAT PEDANGMU

SERUAN TERBUKA KEPADA SEKALIAN UMAT MANUSIA Hai orang yang berselimut, bangunlah (bangkitlah) tegakkan Hukum Allah. Wahai sekalian manusia yang

Hai orang yang berselimut, bangunlah (bangkitlah) tegakkan Hukum Allah.

Wahai sekalian manusia yang merasa dirinya diciptakan Tuhan, di tanganmu telah diturunkan kitab Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur'an. Sesungguhnya kamu diciptakan dari yang satu, yaitu satu keturunan Nabi Ibrahim A.S.

Sesungguhnya kitab-kitab yang diturunkan kepadamu itu membawa kepada KESELAMATAN, maka janganlah kalian saling bunuh membunuh dan menyebarkan permusuhan, karena sesungguhnya semua itu akan dimintakan pertanggungjawabann ya besok di hadapan Tuhan.

Wahai para Ulama, Kyai, Ustadz dan Cendekiawan ditanganmu kewajiban menegakkan Hukum Allah, maka sudah saatnya kamu menyeru untuk segera ditegakkannya Hukum Allah di muka bumi ini, sebelum azab Allah datang menimpamu.

Mari tegakkan Kerajaan Allah di bumi ini sehingga damai di dunia dan damai di akhirat.

Kekerasan Dalam Rumah Tangga

SUAMI TERANIAYA

Dari iklan layanan yang cukup cerdas ini, kita tahu bahwa sering kali Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) terjadi pada sosok korban yang lemah atau tampak lebih lemah daripada pelaku. KDRT kalau berdasarkan iklan layanan masyarakat ini, bisa terjadi pada anak, pacar dan istri.

Menurutku, iklan layanan masyarakat ini, membidik perempuan sebagai korban KDRT, karena itu pula pacar, yang menurutku masih belum termasuk bagian dari "Rumah Tangga" dalam adat timur atau kultur Indonesia. Namun, kalau melihatnya dari kultur barat, kekerasan terhadap pacar dan istri masuk dalam satu kategori, yaitu kekerasan dalam kehidupan berpasangan atau kekerasan dalam rumah tangga violences conjugales.

Setahuku violences conjugales dapat meliputi berbagai aspek, antara lain, fisik, psikis, verbal, emosional, sexual, ekonomi dan sebagainya. Sedangkan dalam layanan masyarakat ini, KDRT "hanya" meliputi aspek fisik berupa penamparan, penghajaran dan atau pemukulan dan belum menyentuh aspek lain seperti psikis, verbal dan emosional yang bentuk KDRT-nya lebih tak terlihat namun sialnya lebih sering terjadi.

Di Perancis, setahuku korban KDRT dibagi menjadi femmes battues (istri atau pacar teraniaya), enfants battus (anak teraniaya) dan hommes battus (suami atau pacar teraniaya). Menariknya lagi, tiap-tiap korban spesifik tersebut, punya SOS sendiri untuk tempat mengadu.

Lebih lanjut mengenai suami teraniaya dalam KDRT, menurut angket France Soir, suami-suami yang menjadi korban KDRT, angkanya mendekati 10%! Namun seperti disinyalir oleh Sophie Torrent, pekerja sosial sekaligus pengarang "L’Homme battu, un tabou au cœur du tabou.", Lelaki teraniaya, sebuah tabu di tengah-tengah tabu. Dia melihat bahwa institusi hukum masih tetap diam atau membisu dalam persoalan ini. Hal ini, menurutnya tampak sebagai suatu negasi atau pengingkaran atas fakta KDRT terhadap lelaki. Padahal lelaki yang berada dalam status korban KDRT akan menderita lebih berat dibanding korban perempuan, karena identitas kelelakian dari korban telah diingkari. Jika sang korban KDRT itu perempuan, dia akan dibela, kita akan mengadvokasi untuknya, namun jika korban itu lelaki, maka dia "sialnya" tampak tidak lagi menjadi seorang lelaki.

Lalu?
Hentikan setiap kekerasan dalam kehidupan rumah tangga dan bermasyarakat!
Sebarkan iklan layanan masyarakat ini!