Selasa, 19 Mei 2009

KERINDUAN TANPA BATAS

Gadis berbaju kelam

Kerinduan tanpa batas menghantui hari-hariku menembus
alam dimensi pikiran ku…….
Kerinduan tanpa batas membawaku jatuh ke garis titik nadir
kehidupan ini….

Sepatah kata rindu yang terucap dari suara hati ku terbawa oleh angin malam dalam mimpi indah mu…..

Semakin berulang kali kata rindu terucap dalam benak ku,
semakin aku terbangun memikirkan mu….

Rasa rindu ini berkecamuk dalam sanubari ini membuat raga ini tak berdaya melawan bayang – bayang wajah mu yang selalu mengikuti ku….

Semakin hari rasa kerinduan ini merusak sayap-sayap patahku, Semakin aku terbang jauh ke langit ketujuh lalu jatuh terhempas kehadapanmu…

Sebuah kata rindu yang tidak dapat dilukiskan oleh seribu bait-bait syair seorang pujangga tanpa nama….

sebuah kata rindu yang tidak dapat diukir oleh seribu pahatan seorang seniman tanpa nama……………

biarlah senandung kisah rindu ini menemani khayalan ku…..
saat aku berbicara pada dinding – dinding kamar menyebut nama mu selalu…

केरिन्दुँ दान CINTA


Waktu itu kiat dekat
Dimana aku harus memilih untuk kembali atau menetap
Dimana aku harus berpisah orang yang lama kurawat

Tangisan berderai terbayang jika waktu datang
Sama hal nya pagi ini kondisimu yang membuatku kalap
Tiada anak atau keponakan kala aku memebutuhkan
Hanya aku ,aku dan only aku yang selalu bersamamu..

Bunda..
Aku cinta padamu melebihi cintamu padaku
Tak harap diri kau mederita lama lagi..
Ah mengapa tak dirasakan mereka deritamu
Pernah kuceritakan akan segala jeritanmu tiap malam
Tak pernah terdengarkan oleh telinga mereka
Pernahkah mereka berpikir apa yang bundanya inginkan

Bunda
Di saat waktu yang kian dekat
Aku masih berharap agar engkau mendapatkan hidayah
Untuk mengenal pencipta dan TuhanMU..
Setitik harapku ini akankah kenyataan ?
Hanya padaMU kuserahkan ya Tuhan


Melupakanmu?
Tak semudah ku bohongi baitku..

Melupakan kenangan itu?
Tak semudah kudelete postinganku?

Melupakan warnamu?
Tak semudah aku mencari warna baru!

Melupakan keindahanmu!
Perlu banyak waktu yang kutempuh!
Dan itu belumlah pasti bayang itu semuanya terhapus..

Malam malam yang kumiliki...
Angin yang selalu datang mengabariku
Salamkan sebait rinduku pada awan..
Yang senja itu tak lagi nampak karna kabut hitam

Yah...Hamparan awan biru
Yang selalu menjadi inspirasiku
Karena birumu meneduhkanku

JURNALIS STRINGER


Kalau kita coba tengok dictionary untuk mencari arti kata "stringer", di situ akan ditemukan berbagai arti. Mulai dari "pengupas", "balok", sampai pada arti yang berhubungan dengan media massa. "Stringer", dalam lingkup dunia jurnalistik, dimaksudkan sebagai wartawan lepas atau pencari berita yang bekerja untuk sebuah media tertentu--biasanya kantor-kantor berita asing.

Jika mengacu pada kantor-kantor berita asing yang ada di Indonesia, tentu perhatian kita otomatis akan lari pada Reuters, AFP dan Jiji Press. Namun bukan berarti di media-media massa lain tidak mempekerjakan seorang stringer, hanya saja profesi ini terasa lebih dibutuhkan di kantor-kantor berita asing.

Sekarang mari kita cermati, apa sih yang dinamakan "stringer" tersebut? Stringer adalah seorang wartawan lepas, yang bekerja secara lepas di sebuah media massa tertentu. Tapi fungsinya lebih dari sekedar seorang mahasiswa jurnalistik yang bekerja part-time di sebuah media, karena seorang stringer idealnya diharapkan memiliki spesialisasi di bidang berita tertentu. Misalnya di bidang politik, bidang sosial budaya, bidang ekonomi dan sebagainya. Seorang stringer juga diharapkan memiliki jaringan dan kontak yang luas di bidang berita yang dikuasainya tersebut, hal mana yang tentunya sangat jarang dimiliki oleh seorang mahasiwa part-time yang bekerja sebagai reporter di sebuah media massa tertentu.

Ruang lingkup kerja seorang sringer adalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya berita berkualitas yang terjadi di bidang berita yang dikuasainya tersebut, untuk kemudian dilaporkan pada media tempatnya bekerja. Sebagai contoh: seorang stringer yang ditempatkan di desk politik, dimana dia diharapkan memiliki pengetahuan, jaringan dan kontak yang luas di bidang tersebut, yang membuatnya lebih mudah menembus sumber-sumber yang berkaitan dengan berita-berita politik yang masih hangat. Stringer di desk politik ini diharapkan menjadi garda terdepan bagi berita-berita politik yang sedang hangat, semisal demonstrasi mahasiswa/ karyawan/ buruh, pemecatan seorang pejabat, berita-berita korupsi atau penggelapan dana, dan lain sebagainya.

Begitu juga dengan seorang stringer yang ditempatkan di desk kriminal, dimana dia diharapkan sebagai "orang yang pertama kali tahu" mengenai kasus-kasus kriminal yang terjadi di sekitarnya: pembunuhan, pemerkosaan, perampokan dan lain-lain. Hal yang sama terjadi pada stringer untuk desk ekonomi, sosial budaya, dan lain sebagainya.

Karena harapan yang dibebankan di pundaknya tersebut, seorang stringer biasanya datang dari kalangan reporter resmi sebuah media massa, yang bekerja dobel sebagai seorang stringer di media lainnya. Karena itu, tidak heran bila profesi ini tidak memiliki ikatan resmi yang diikuti oleh hal-hal seperti pengangkatan sebagai karyawan tetap, karena sifatnya yang "undercover". Kebanyakan stringer yang ada di kantor-kantor berita asing, biasanya sudah memiliki "jam terbang" cukup tinggi sebagai reporter, plus jaringan cukup luas dalam bidang berita yang dipegangnya.

Deskripsi kerja seorang stringer biasanya sebagai berikut: mencari dan mengumpulkan berita, untuk kemudian dilaporkan pada media tempat ia bekerja sebagai seorang stringer melalui telepon. That's it. Cukup simpel bukan? Namun di beberapa media, seorang stringer juga diharapkan menulis berita yang didapatnya di lapangan, seperti kantor pusat Jiji Press di Singapura, misalnya.

Seorang stringer dibayar berdasarkan berita yang didapatnya di lapangan. Bila dalam satu hari ia mendapatkan 3-4 berita eksklusif atau layak muat, sebanyak itulah ia akan dibayar. Mengenai berapa penghargaan yang didapat untuk satu berita, tidak terdapat jumlah yang saklek yang berlaku di seluruh media atau kantor berita yang mempekerjakan seorang stringer. Hal ini sangat relatif, tergantung di media mana ia bekerja. Untuk kantor berita asing, stringer ada yang dibayar dengan dolar, tapi ada juga yang dijumlahkan dalam rupiah. Menurut sumber kami, biasanya, bila ditarik garis rata-rata, untuk satu berita yang layak muat, dihargai sekitar Rp. 200-000 sampai Rp. 300.000. Itu untuk stringer yang sudah senior. Untuk yang masih merintis atau masih baru, tentunya di bawah jumlah tersebut.