Sabtu, 15 November 2008

KEHAMPAAN

ISTRIKU TAK PERNAH MENGHARGAIKU

Sungguh kejam istriku ketika terucap dari bibirya sebuah kalimat yang mengecewakan hatiku, sama sekali tak menghargai pekerjaanku sebagai seorang jurnalis.

dengan nada dan kalimat sombong, seakan tak mengerti bahwa aku bekerja sebagai seorang jurnalis yang harus pulang telat bahkan jarang pulang, karena sebuah liputan yang tak pasti.

entah............ istriku sering bilang aku berpenghasilan kecil, dan menyuruhku kerja jadi tki agar dapat uang banyak.

tak habis pikir dan aku dipusingkan akan sikap istriku yang dulu sebelum menikah berkata, "bahwa jika cari suami hanya status"

Kamis, 13 November 2008

Sebuah Keinginan yang Tak Akan Pernah Dikabulkan


Kala hari yang terang digantikan oleh malam yang gelap, kala hujan yang suram tiba menggantikan sinar matahari yang abadi, dan saat langit gelap menutupi kilauan cahaya bintang-bintang yang lembut, bernafaslah aku dalam sebuah ruangan redup. Menghabiskan tiap detik demi sebuah keinginan yang aku tahu tak akan pernah dikabulkan oleh siapa pun.
Hanya sebuah keinginan yang mungkin bagi dunia yang kelam ini tiada artinya. Aku hanya ingin tetap dapat menggenggam pena hitamku dan menggoreskanya dengan lembut di atas sebuah secarik kertas. Aku hanya ingin terus merangkai kata demi kata tanpa mengenal kata henti. Aku hanya ingin terus terbang melayang di ujung luar angkasa tertinggi dan menyelamkan jiwaku yang tak berarti ini ke dalam ujung samudra terdalam yang ada. Hanya itu, satu-satunya yang paling aku inginkan.
Oh, matahari yang agung maukah engkau mendengarkan permohonanku ini? Wahai rembulan yang selalu bersinar dengan lembutnya di dalam kegelapan mencekat maukah engkau menjawab permintaanku? Dan waktu, maukah engkau mengabulkan sebuah permohonanku yang tak berharga ini?
Wahai waktu yang mengalir tiada henti bagai aliran air sungai yang terus mengalir abadi, maukah engkau menghentikan aliranmu yang maha indah itu sedetik saja untukku? Duhai matahari yang maha agung, sudikah engkau terus bersinar dengan cahayamu yang luar biasa dahsyat itu demi satu-satunya permohonanku ini? Sudikah engkau terus menyinari ruanganku yang gelap itu? Sudikah engkau membiarkanku merangkai kata demi kata dengan pena tuaku? Dan rembulan yang maha indah, maukah engkau menemaniku dengan cahayamu yang lembut itu?
Walau pun aku tahu semua itu tidak pernah akan dikabulkan sedetik pun. Tapi demi seluruh nafas-nafas yang pernah berhembus di dunia ini, waktu yang agung biarkanlah aku terus menyelam dalam dunia imajinasi terdalam dan biarkanlah aku terbang dalam awan-awan tertinggi yang pernah ada dalam dunia imajinasi. Biarkanlah aku sampai darahku yang kental ini berhenti mengalir di dunia ini dan nafasku yang renta ini berhenti menghembus di udara.

Selasa, 11 November 2008

TAUHID

PEREMPUAN DAN KUE DONAT

Di antara percikan petuahnya itu, ia menganjurkan perempuan-perempuan muslimah memakai jilbab. Dengan penuh percaya diri, dia mengumpamakan, bahkan menyamakan perempuan berjilbab seperti kue donat yang dibungkus plastik rapat-rapat. Menurutnya, donat yang dibungkus plastik itu lebih sehat, terjaga, tidak dicolak-colek tangan-tangan yang hanya iseng tapi tak mau beli.

Di sebuah televisi swasta ketika sedang sahur, saya mendengar Ustadz Jefri al-Buchori, da’i yang sekarang naik daun, sedang memberi petuah-petuah keagamaan. Di antara percikan petuahnya itu, ia menganjurkan perempuan-perempuan muslimah memakai jilbab. Dengan penuh percaya diri, dia mengumpamakan, bahkan menyamakan perempuan berjilbab seperti kue donat yang dibungkus plastik rapat-rapat. Menurutnya, donat yang dibungkus plastik itu lebih sehat, terjaga, tidak dicolak-colek tangan-tangan yang hanya iseng tapi tak mau beli. Menurut teman-teman saya, Ustad Uje, begitu panggilan akrabnya, kerap sekali menyinggung soal ini di setiap ceramahnya.

Sebagai perempuan, tentu saya terusik dengan perumpamaan seperti itu. Bagaimana mungkin perempuan disamakan, meski sekadar umpama, dengan kue donat. Itu namanya kiyas dengan sesuatu yang salah (qiyâs maal fâriq) dalam ilmu logika atau mantiq. Perempuan dan kue donat sudah jelas berbeda. Kue donat hanyalah sekedar barang mati, yang diracik manusia, kemudian dibeli dan dimakan. Sementara perempuan adalah manusia yang mempunyai akal budi. Bahkan menurut Ibn ’Arabi, seorang sufi yang filsuf, perempuan merupakan manifestasi Tuhan yang paling sempurna.

Dan perlu diketahui, kue donat paling enak dan mahal, yang sekarang lagi trend pun—sampai-sampai orang harus bersabar ngantri untuk membeli—sama sekali tak berbungkus plastik. Jadi, alih-alih ingin memromosikan keunggulan perempuan yang berjilbab, dia malah keliru mengambil perumpamaan.

Sementara di sebuah acara talkshow di televisi yang sama tentang perda syariat beberapa bulan lalu, saya juga mendapatkan penjelasan yang menggelikan dari seorang walikota yang rajin mengeluarkan perda tentang pewajiban jilbab di daerahnya. Menurutnya, paling tidak ada tiga alasan pewajiban itu.

Pertama, karena daerah itu bersuhu dingin. Dengan jilbab, perempuan-perempuan di sana tak lagi kedinginan dan masuk angin. Kedua, sejak diturunkanya perda jilbab, menurutnya, tidak terdengar lagi kasus penjambretan. Perempuan-perempuan pun tidak perlu lagi memakai perhiasan. Ketiga, pelajar putri yang selama ini tak mampu memiliki perhiasan, tidak perlu malu lagi masuk sekolah.

Bagi saya, baik perumpamaan yang dibuat Ustad Uje maupun alasan walikota di atas, amatlah dibuat-buat. Alasan yang dibut-buat tentang baiknya pemakaian jilbab itu kini menjadi trend di kalangan kita, bahkan harus diatur dalam peraturan daerah. Saya bukannya anti terhadap jilbab, tapi saya anti terhadap pemaksaan pemakaian jilbab. Karena secara hukum syar’i, mengutip guru saya, M. Quraish Shihab, masih ikhtilaf (ragam pendapat).

Bila kita kembali ke sejarah tentang anjuran pemakaian jilbab dalam Islam, konteksnya sangat terang benderang. Jilbab berasal dari kata jalaba, yang artinya menghimpun dan membawa. Pada era Nabi, yang dimaksud jilbab adalahpakaian yang besar dan longgar, menutupi seluruh tubuh dari kepala hingga kaki. Dan pada masa itu, tak hanya perempuan yang memakai pakaian itu tapi juga laki-laki. Sampai sekarang kita masih melihat hal seperti itu di tanah-tanah Arab. Pakaian seperti ini berfungsi sebagai pelindung dari panas dan debu yang pekat di padang pasir.

Dalam surat al-Ahzab ayat 59, anjuran jilbab juga sangat berkait-erat dengan ”alasan rasionalnya” (al-’illah)—bukan alasan buatan seperti walikota di atas. Alasan pertama, ”supaya mereka mudah dikenal” (dzâlika adnâ an yu’rafna) dan kedua, ”agar mereka tidak diganggu” (fa lâ yu’dzayna). Dahulu, jilbab juga berfungsi untuk menandai perempuan merdeka dan budak. Perempuan budak memang bisa diperlakukan sewenang-wenang sesuai kehendak yang punyanya. Namun untuk konteks sekarang, situasi itu sudah tak relevan lagi. Bahkan dalam Islam, sistem perbudakan sudah dihapus.

Alasan untuk menghindari pelecehan terhadap perempuan, saya rasa bukan dengan membungkus perempuan rapat-rapat seperti kue donat yang dibungkus plastik, tapi dengan cara yang lebih manusiawi dengan memberdayakan akal budi. []

Jumat, 07 November 2008

MENURUT ANDA SIAPAKAH MEREKA INI???

INILAH KETIKA TERPIDANA MATI KASUS BOM BALI YANG MATA DUNIA JURNALIS TERTUJU PADANYA UNTUK DIPERLIHATKAN KEPADA MATA DUNIA LUAS LAINNYA

SIAPAKAH MEREKA YANG MENJADI PUSAT PERHATIAN JURNALIS

sudah 3 hari aku berada didesa trenggulun kecamatan Solokuro, Kabupaten LAmongan, disini saya bersama hampir seratus wartawan dari berbagai media cetak, elektronik baik televisi maupun radiu, serta media website berkumpul mengais setiap peristiwa yang ada didesa tersebut yang berhubungan dengan dua terpidana mati, kasus bom bali yaitu Amrozi dan muklas.

lelah, penat capek tampak diwajah semua wartawan yang berada disini, mereka selalu berlomba lomba untuk tidak kehinlangan momen penting menjelang eskusi Amrozi cs.

ada yang tak bisa kupungkliri, disini aku mendapatkan pengalaman baru sebagai seorang jurnalis, meski tingkatanku paling rendah, aku banyak tahu wartawan dan jurnalis yang lebih hebat dan senior daripadaku.

pengalaman lain aku juga semakin tahu bagaimana menjalin kekompakan sesama wartawan maupun cara mengambil gambar secara profesional, berkat salaing komunikiasi dengan treman teman disini yang baru saja aku kenal.

bergurau tertawa sedikit melupakan rasa rinduku pada anak dan istrikuyang setia menantiklu dirumah. meski penghasilan kecil aku amat bangga terhadap pekerjaanku, namun yang tak habis pikir kenapa istriku mengajukan ide, aku disuruh menjadi TKI keluar negeri, karena penghasilan jurnalis sangatlah rendah dan sering meninggalkan keluarga.

kata Istriku, "dari pada sampean jadi wartawan penghasilan kecil. dan jarang dirumah mending jadi TKI, meski jarang dirumah tapi penghasilan besar,"

tak habis pikir pa salahku dan aku merasa sangat rendah atau direndahkan, smua kebangganku sirna ketika aku sedang melakukan peliputan terhadap jelang eskusi Amrozi CS yang dituduh sebagai teroris, dan menjadi pusat perhatian dunia, setelah berita Obama menang menjadi presiden Amerika.

aku hanya berfikir............... setelah aku tak bisa berfikir

Minggu, 02 November 2008

Tuhan, tolonglah aku...

Tuhan...
tolong dekaplah aku lebih erat
jangan biarkan ada rongga di hatiku
untuk menyemai dendam

Tuhan...
tolong hangatkanlah imanku
jangan biarkan ia meredup
dan amarah memadamkannya

Tuhan...
tolong balutlah jiwaku
jangan biarkan ia melemah
dan luka mengungkungnya

Tuhan...
tolong berikanlah lebih banyak ikhlas
tolong curahkanlah lebih banyak sabar
tolong limpahkanlah lebih banyak tawakal
aku ingin tegar dalam coba-Mu
aku ingin kuat dalam uji-Mu
tolong dekaplah aku Tuhan...
tolong jangan biarkan aku membiru