Jumat, 06 Maret 2009

Syair Kerinduan Sang Pecinta


buat kamu yang belum aku kenal, namun terasa ada dimataku yang tidak sipit


Engkau Kesejatian
Bangunkan aku dari mimpi
Yang menggetar pusat jiwa
Meluap darah menembus sukma
Jangan biarkan aku mati karena bahagia
Sebab aromamu adalah tangisan kepedihan
Akan kerinduan manusia yang berharap sepanjang masa
Engkau Keniscayaan
Kegembiraanku tak terucap dengan kata
Hidup rasa haru biru
Ketika kalbumu menembus relung-relung yang tak terjangkau
Dalam palung hidup tanpa dasar
Engkau yang….kucinta…..
Tidakkah kau tahu kekeluan karena cinta yang dahsyat
Adalah sumber kegilaan para pujangga ?
Jangan memelukku dalam mimpi-mimpi,
Jangan menciumku dalam kemayaan,
Jangan ucapkan sayang dalam jarak yang tiada batas
Tapi sentuhlah dengan kelembutankulitku yang hendak binasa
Untuk merayakan keabadian cintamu yang murni
Dalam detik dilingkup pesona nyata alam kepastian
Karena aku takut semua ini tiada
Semua ini hanyalah proyeksi batin yang kesepian
Berpetualang mencari keindahan dan kesemarakan pulau utopia yang tak pernah ada
Pernahkah Engkau bertanya apa itu cinta ?
Mengapa ada cinta ?
Darimana cinta?
Mengapa engkau mencinta ?
Dan
Mengapa engkau ingin dicinta ?
Mengapa aku menjadi pecintamu seakan engkau pasangan jiwa yang pernah hilang dalam kekelaman perjalanan di negeri tak terdefinisi beratus abad yang silam ?
Aku tak sanggup memikirkan semua pertanyaan itu
Karena ini adalah sebuah misteri keabadian
Yang ditulis dengan huruf-huruf klasik sang penggagas agung
Sumber kecerdasan dari semua yang ada
Apakah kau yakin jagad raya itu punya batas
Atau
Kau lebih yakin jagad raya tak berbatas ?
Mana yang kau pilih
Bisakah kau membuktikannya
Apakah kau bisa memberikan data dan fakta yang obyektif
Mengenai keterbatasan jagad raya
Apapun pilihanmu semua berdasr kepada keyakinanmu sendiri
Demikian juga dengan cinta
Siapa bisa memastikan
Siapa bisa menjelaskan
Siapa bisa memberikan data absolut
Apakah cinta kita sesemarak percikan kembang api dalam hitungan detik
Atau
Apakah cinta kita selembut spoi yang menjelajah
Di setiap celah-celah istana tak terambah
Dalam dimensi kekekalan
Hingga yang ada tiada dan yang tiada kembali ada
Semua itu hanya keyakinan
Keyakinan membawamu kepada kebenaran sejati
Yang tak terungkap oleh bahasamu
Keyakinan berkuasa untuk menciptakan, untuk membangun, untuk meruntuhkan, untuk menghancurkan
Dimana keyakinanmu ?
Apakah kau yakin akan keabadian cinta, akan kesetiaan, akan kejujuran,
Akan masa depan dalam Tuhan, akan kesederhanaan, Akan keindahan batin yang tersirat melebihi segala apa yang nampak, akan kemurahan kepada sesama, dan akan persahabatan dengan dengan alam semesta
Maukah kau kudekap dalam kedamaian keyakinan-keyakinan itu
Dan tak pernah kulepas lagi dalam kekelaman perjalanan tiada akhir atas segala keinginan srakah manusia
Biarlah cintamu mendamaikan kerinduanku
Selalu

Tidak ada komentar: